Tahun 2014 ini sepertinya tahun 'menghidupkan' kembali Musik Dangdut di blantika musik Indonesia. Setelah sebelumnya, demam K-Pop, J-Pop, fenomena Boys/Girls Band membanjiri minat kawula muda untuk menikmati genre-genre luar negeri tersebut. Bagaimana tidak, beberapa tahun belakangan remaja Indonesia begitu antusias untuk 'mengkonsumsi' genre tersebut yang mereka anggap sebagai trend masa kini. Namun sepertinya, di tahun ini, di tahun 2014 'Dangdut Is The Music Of My Country' (bukan yang lagunya Project Pop yah) mampu menarik minat perhatian seluruh rakyat Indonesia termasuk para remajanya.
Terbukti dengan hadirnya Kontes Menyanyi Dangdut "D-Academy" yang dipelopori Indosiar ini, banyak para remaja yang antusias mengikuti ajang ini, Ini membuktikan bahwa budaya Dangdut yang khas dengan cengkok melayunya masih dimiliki oleh orang-orang Indonesia. Apalagi sejak populernya lagu Kereta Malam dalam acara komedi Yuk Keep Smile tahun lalu, menjadi pelopor (yah bisa dibilang pemicu) kembali nya musik kita tercinta ini.
Begitu juga dengan yang sedang hangat-hangatnya, KDI. Salah satu program kontes dangdut yang digawangi oleh MNCTV juga turut menyita perhatian 200 Juta lebih penduduk Indoneia. Bisa kita lihat dari pesertanya, rata-rata mereka masih berusia muda. Bahkan kontestan dari Pare-Pare masih berusia 16 Tahun. Wow !!
Memang sudah sepatutnya lah kita berbangga karena masih ada penerus generasi-generasi dangdut masa depan, yang nantinya Insya Allah bisa membawa dangdut ke dunia Internasional. Kita juga mesti berterimakasih kepada program-program kontes dangdut yang oleh karena nya mampu menghidupkan kembali 'Jiwa Dangdut' remaja Indonesia. Tidak hanya sekedar menginginkan ketenaran dan menjadi artis, tetapi juga melestarikan budaya dangdut, karena ini ASLI INDONESIA.
Nah, dari sepenggal artikel yang gue buat ini, tak terpungkiri juga kalo gue juga turut menjadi korban 'Demam Dangdut'. Gue exited banget malahan, apalagi setelah adanya kontestan dari kampung gue, abang senior gue, IFAN KDI yang berasal dari Sidimpuan, Sumatera Utara. Wow, jempol deh buat lo bang. Gue sampe ngayal, kalo gue yang berdiri nyanyi dangdut di panggung itu. Hahaha, bisa murka itu Bu' Bertha apalagi pemirsanya bisa ngebanting tivi kalo denger gue nyanyi. Hadeh.
Sebenernya untuk membuktikan ini, gue coba ikutin ngukur suara gue melalui salah satu sanggar yang ada di kota Padang yang dianjurin temen gue, yah karena dia anak sanggar disitu. Pertama, olah nada dasar sampe ngukur interval suara. Ternyata suara gue berjenis Low, artinya suara gue ini kuat di nada-nada rendah. Duh, pantesan aja kalo gue nyanyi nada tinggi sampe falseto tuh si Marice (kucing gue) kejang-kejang. Hahha..
But happily, kata instruktur disana suara gue ciri khas banget di nada rendah. Kalo interval suara gue sih cuma 3 oktav. Rendah banget sih sebenernya, umumnya orang itu punya interval suara dasar sebesar 2 oktav. Hm..
Trus gue tanya, "Mbak, kalo suara gue cocok gak buat nyanyi dangdut". Trus si mbak senyum. Katanya bakat nyanyi dangdut gue gak ada. What ?? *Kesamber Geledek* Haha, mengingat emak gue yang seorang Qori'ah rasanya gak mungkin bakat lekuk-lekuk suara itu gak nurun ke gue. Tapi kalo secara teknis, itu bisa di latih kata mbak nya. Agak semriwing nih soalnya taon depan gue mau ikutan kontes. Kontes apa ? Kontes masak. *Ngaco. Dari situ sih gue udah niat mau ngelatih cengkok gue. Gue rajin nyedot video perfom nya kontestan dangdut, trus di convert ke mp3. Gue pelajari nada-nada nya sampe dibandingin sama lagu aslinya. trus gue coba pake suara gue yang cempreng ini. Hellow ru, proposal magang menanti kapan mau di selesaiin.
Gitu deh, intinya suara cengkok dangdut bisa didapat meskipun pada dasarnya kita gak punya bakat cengkok dangdut itu. Tentu dengan latihan yang intensif dan serius. Nah pengen tau apa aja latihan nya yang udah dikasih tau mbak nya ? Tunggu di postingan selanjutnya sobat. Soalnya gue mau nyoba dulu.
0 Response to "Demam Dangdut Nih Gue Kayaknya"
Posting Komentar