News Updates

"Ngaso dan Wisuda"

Perhelatan akbar seperti upacara wisuda tak ubahnya menjadi suatu acara besar dan sakral bagi mahasiswa pada umumnya. Bagaimana tidak, pencapaian yang diperjuangkan selama kurang lebih 4 tahun akhirnya bisa ditempuh dan mendapatkan gelar Sarjana. Kondisi semacam ini tak jauh beda dengan kondisi seorang ayah yang mendapatkan moment kelahiran bayinya. Sorak gembira, haru biru perpisahan kerap mewarnai hari nan sakral itu. Namun itu semua masih mampu dikalahkan oleh hawa panas kota Padang.

Dibalik perhelatan nan megah itu tentu banyak meninggalkan dampak yang sangat mengganggu, yaitu kemacetan. Di UNP khususnya, akses jalan dalam kampus terbilang cukup mini. Tak heran, disetiap pegelaran  acara wisuda kita sudah akrab dengan pemandangan yang seperti ini, mulai dari simpang labor, belibis, gajah kendaraan padat merayap. Hari itu, lingkungan UNP sepertinya mampu mengalahkan rekor kemacetan di Jakarta.

Kita dilihat dari sisi lain, pada pegelaran acara wisuda banyak hal yang sebenarnya tak masuk akal. Seperti yang saya jumpai pada saat acara wisuda September 2013 lalu, ketika itu saya sedang menghadiri acara wisuda kakak saya di GOR UNP. Satu yang menjadi perhatian saya ketika sampai disana, adanya orang berjualan mainan-mainan anak kecil. Kita tahu, bahwa acara wisuda ini bukanlah acara pasar malam dadakan, bukan pula acara yang melibatan banyak anak kecil. Tapi mengapa sampai ada orang yang menjajakan mobil-mobilan, boneka-bonekaan, dan berbagai macam mainan yang dapat menarik perhatian anak-anak di acara wisuda yang notabene itu adalah acara untuk orang dewasa. Sementara sangkut pautnya untuk anak-anak tidak ada sama sekali.

Nah, inilah yang menjadi akar persoalannya. Mahasiswa banyak yang berpemikiran, kalau nanti dia diwisuda dia akan membawa seluruh keluarga besarnya. Tentu sudah tidak asing lagi kita melihat begtu banyaknya orang-orang yang “ngaso” dihalaman gedung upacara. Dari yang saya amati di GOR UNP, ada banyak sekali orang yang menunggu acara wisuda di teras-teras GOR mulai dari anak-anak kecil bahkan orang-orang uang udah lanjut usia. Mengundang orang lain di acara bahagi kita memang sah-sah saja. Pihak Universitas Negeri Padang hanya member maksimal 2 undangan untuk pendamping wisudawan/wisudawati yang mana dapat memasuki gedung upacara. Namun kenyaaannya kita lihat,bahkan mahasiswa itu membawa keluarga besarnya menghadiri wisudanya yang sebenarnya juga tidak memungkinkan untuk masuk kedalam gedung. Jadi mereka diluar,berpanas-panasan ditengak desak-desak keluarga wisudawan lain menunggu hingga upacara wisuda selesai. Ada yang tidur-tiduran, makan-makan, duduk-duduk bercerita, dan berfoto-foto.

Memang miris kelihatannya, apalagi pihak universitas tidak menyediakan tenda dan kursi yang memadai untuk menampung keluarga wisudawan yang begitu banyaknya. Tentu hal semacam ini bisa kita tanggulangi. Dari mahasiswanya, seharusnya ia tidak perlu membawa keluarga banyak-banyak yang nantinya cuma akan menunggu-nunggu dia di luar sampai acara wisuda selesai lalu pulang.

Inilah yang menyebabkan terjadinya kemacetan disekitar gedung upacara, Banyaknya orang yang menghadiri wisuda tersebut, belum lagi kendaraan-kendaraan mereka yang parker dibadan jalan. Tentunya menambah semarak macet di jalanan. Nah, kembali ke persoalan pedagang mainan tadi, tentu dia juga sudah berfikir pasti anak-anak juga akan banyak di acara wisuda tersebut. Sebenarnya kurang cocok kelihatannya ada pedangang mainan di acara wisuda. Menurut saya, ini lah yang mesti jadi pertimbangan bagi pihak kampus. Seharusnya dilakukan juga penertiban pedagang di lingkungan gedung tempat berlangsngnya acara wisuda. Karena yang saya lihat banyak pedangang makanan dan minuman yang berserakan di sekitar gedung, tidak enak dilihat jadinya. Seharusnya dari pihak kampus juga turut menertibkan pedagang makanan dan minuman agar tertata rapi agar akses sekitar gedung tidak terganggu. Penertiban pedagang yang tidak ada hubungannya dengan acara wisuda seperti tadi pedagang mainan, pedagang kaos, dan lain-lain harusnya tidak diperbolehkan masuk ke lingkungan gedung karena dapat memperparah kemacetan, dan menambah kepadatan disekitar gedung.

Perhelatan wisuda memang patut untuk kita rayakan karena itu juga termasuk hari bahagia yang kita alami. Namun kita juga harus memperhatikan lingkungan sekitar. Jangan sampai kita mengorbankan orang-orang yang kita cintai. Jangan biarkan mereka menunggu terlalu lama diluar gedung. Lebih baik kita merayakan dengan keluarga dirumah saja. Kalau untuk sekedar berfoto, toh kita juga bisa pergi ke studio photo bersama keluarga. Hal-hal seperti ini kelihatannya kecil, namun kita terlupa dampaknya begitu besar bagi kita, orang lain dan lingkungan. Terlena dikemegahan perhelatan wisuda nan sakral dan bahagia.




Artikel ini menjadi salah satu finalis dalam lomba Opini "Suara Kampusku" yang diadakan oleh BEM UNP 2013/2014. Ditulis oleh Heru Setiawan, Mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika dan Koputer TM 2011

1 Response to ""Ngaso dan Wisuda""

Mira mengatakan...

semangat heru babon

Anda Pengunjung Ke :

IP

Flag Counter

Flag Counter

Komentar Terbaru