Oleh :
Mahasiswa Akuntansi 2011 Universitas Negeri Padang
Sejenak beralih dari hiruk pikuk pilpres RI, untuk melihat sejenak persiapan pemilu BEM UNP yang masih saja berkutat pada kontroversi pelaksanaan e-voting, sama seperti tahun lalu.
Di satu sisi sistem yang baru ini telah terbukti ampuh untuk mendongkrak partisipasi dalam jumlah yang sangat fantastis, dari sebelumnya hanya kurang dari 3rb pemilih menjadi 10rb. Sebuah pencapaian yang luar biasa untuk suatu pergelaran pemilu dan patut diapresiasi. Namun di sisi lain sistim seperti ini DIDUGA akan semakin memberikan peluang terjadinya tindak kecurangan, seperti pengumpulan NIM n Password mahasiswa secara masif. Hal inilah yang kemudian mendasari sebagian rekan-rekan mahasiswa untuk menuntut agar pemilu dilakukan secara manual saja.
Jika dianalogikan, sebuah pohon yang berbuah banyak, namun ternyata salah satu buahnya busuk dan tidak bisa dimakan, solusinya apakah kita akan menebang pohonnya atau cukup buah yang busuk saja yang dibuang?
Seperti itu juga polemik yang terjadi saat ini, kenapa kita tidak
mencari solusi berdasarkan substansi masalah yang terjadi. Wajar saja
suatu sistem yang baru pertama diterapkan memilki berbagai kekurangan,
lalu kenapa kita tidak berfikir untuk menyempurnakan sistem ini. Misal,
memperkuat fungsi panwaslu, mempertegas tindak pelanggaran, serta mulai
menanamkan kesadaran bagi setiap mahasiswa untuk berani melaporkan
setiap tindak kecurangan dan memberikan sanksi sosial dengan tidak
memilih mereka yang berbuat curang. One PC one vote yang sudah
dicanangkan juga patut diapresiasi.
Kita seharusnya patut berbangga
karena UNP termasuk kampus pencetus pelaksanaan e-voting yang kemudian
diikuti oleh UI dan beberapa kampus lain di Indonesia. Hal ini
membuktikan kita telah mampu memanfaatkan potensi mahasiswa yang
ternyata tidak kalah dengan kampus besar lainnya.
Yuk mulai berfikir pemilu bukan sekedar pelaksanaan seremonial pergantian kepemimpinan semata namun sebagai tolak ukur sejauh mana kepedulian mahasiswa terhadap aktivitas kemahasiswaan yang ada di kampus.
Yuk mulai berfikir pemilu bukan sekedar pelaksanaan seremonial pergantian kepemimpinan semata namun sebagai tolak ukur sejauh mana kepedulian mahasiswa terhadap aktivitas kemahasiswaan yang ada di kampus.
Dan mari hargai
MPM selaku lembaga tertinggi yang mewakili seluruh jurusan yang ada di
UNP yang telah memutuskan secara ilmiah dan kajian matang terhadap
pelaksanaan pemilu.
Semoga rangkaian dinamika ini memang murni untuk kebaikan bersama dan tidak mementingkan kepentingan golongan apalagi individual.
Semoga rangkaian dinamika ini memang murni untuk kebaikan bersama dan tidak mementingkan kepentingan golongan apalagi individual.
0 Response to "Integrasi E-Voting dalam Penentuan Pemimpin BEM Universitas Negeri Padang"
Posting Komentar