Begitu Anda mendarat di Bandara Internasional Minangkabau (BIM), perut yang mungkin tadinya kenyang seketika manja minta diisi alias lapar. Bagaimana tidak, mendarat di BIM seperti mendarat di halaman parkir depan restoran Padang yang biasa Anda jumpai. BIM adalah bandara cantik berbentuk Rumah Gadang yang berjarak sekitar 19 km dari pusat Kota Padang.
Sebagai gerbang utama Ranah Minang, BIM semakin ramai dengan penerbangan domestik dan internasional sejak tahun 2005 menggantikan Bandara Tabing. Berbagai maskapai domestik utama hadir di sini. Harga tiket dari Jakarta sekitar Rp.1.200.000. Tidak perlu repot mencari tiket yang ekonomis. Cara mudahnya, selalu cek di sini untuk harga tiket yang paling hemat
Bandara Internasional Minangkabau (BIM)
Melancong di Kota Padang
Kota Padang genap berusia 344 tahun pada 7 Agustus 2013 lalu. Sebagai ibu kota provinsi Sumatera Barat, jangan khawatir urusan transportasi dan akomodasi di kota ini. Tersedia banyak pilihan moda transportasi dan jenis akomodasi selayaknya kota besar lainnya. Jika Anda sudah memiliki pilihan hotel atau penginapan, jangan berlama-lama di kamar. Banyak tempat seru yang menunggu Anda di kota ini.
Museum Adityawarman
Dari sekian banyak pantai tujuan berwisata di sekitar Kota Padang, Pantai Padang dan Pantai Air Manis adalah lokasi yang paling populer. Karena Kota Padang terletak di pesisir pantai maka kedua pantai ini cukup mudah diakses karena tidak jauh dari pusat kota. Pantai Padang paling ramai di malam hari dengan muda-mudi yang bersantai sambil menikmati jagung bakar. Pantai Air Manis terkenal dengan legenda Malin Kundang. Wisatawan banyak datang ke pantai ini untuk menyaksikan batu Malin Kundang.
Pantai Padang
Batu Malin Kundang - Pantai Air Manis
Selain legenda Malin Kundang, cerita yang terkenal lainnya adalah tentang Siti Nurbaya. Nama Siti Nurbaya ini diabadikan sebagai nama jembatan yang paling populer di Kota Padang, “Jembatan Siti Nurbaya”. Jembatan sepanjang 60 meter ini dekat dengan kota tua dan terlihat gagah di punggung Muara Batang Arau. Datanglah ketika sore menjelang malam sambil bersantai menikmati jagung bakar yang banyak dijajakan di sepanjang jembatan ini.
Jembatan Siti Nurbaya
Tak jauh dari lokasi kelenteng, ada sebuah toko oleh-oleh yang sangat terkenal bagi wisatawan di Jl. Nipah, Toko Christine Hakim. Jangan lupa mampir ke toko ini demi Keripik Balado sebelum Anda meninggalkan Ranah Minang. Dan sebagai hadiah pengganti penat seharian berkeliling kota, jangan lupa mampir di Es Durian Iko Gantinyo. Es durian ini ada di Jl. Pulau Karam dan menyediakan banyak variasi. Liur siapa yang tahan jual mahal di atas mangkoknya?
Onde Mande, ini baru secuil lokasi yang seru di Kota Padang. Tidak cukup sehari untuk menikmati semuanya.
Dari pesisir pantai, mari menuju bukit yang lebih tinggi..
Bentang Tamasya Sepanjang Jalan Padang – Bukittinggi
Sebelum tiba di Kota Bukittinggi, Anda akan melewati tempat-tempat yang seru. Dalam perjalanan ini, Anda akan melewati Lembah Anai dengan panorama air terjun yang menjuntai dari ketinggian 35 meter. Air terjun ini tepatnya terletak di Kawasan Cagar Alam Lembah Anai, Nagari Singgalang.
Air Terjun Kawasan Lembah Anai
Setelah mata dimanjakan, rasanya lidah pun akan meminta perhatian dalam sekejap. Apalagi ketika Anda melewati Sate Mak Syukur yang berada di Silaing Bawah, Kota Padangpanjang. Anda tidak akan tahan untuk mampir mencicipi sate yang tersohor dari pengunjung biasa hingga Presiden SBY.
Masih ingin mengenal budaya Minangkabau? Nah, Anda harus mampir juga di Pusat Dokumentasi dan Informasi Kebudayaan Minangkabau (PDIKM) atau dikenal juga dengan sebutan Minang Village. Masih berada di Kota Padangpanjang, PDIKM menyajikan tualang budaya yang seru mulai dari bentuk bangunan hingga koleksi dan informasi yang ada di dalamnya.
Jika Anda terpukau dengan tenun songket yang ada di PDIKM, Anda wajib mampir juga di pusat tenun Pandai Sikek. Pandai Sikek merupakan salah satu nagari di Kabupaten Tanah Datar yang terletak di Kecamatan Sepuluh Koto. Daerah ini merupakan salah satu pusat kerajinan songket yang ada di Sumatera Barat. Songket di sini ditenun secara tradisional menggunakan benang emas dan perak yang ditenun pada sebuah kain sutera ataupun katun.
Bukittinggi, Paris van Sumatra!
Kota Bukittinggi berada pada 909–941 meter di atas permukaan laut. Hawanya sejuk dengan suhu berkisar antara 16.1–24.9 °C. Berbicara tentang kota asri berbukit-bukit ini, Anda pasti akan teringat ikon kota ini yaitu, Jam Gadang.
Barisan bendi nongkrong memanjakan mata pengunjung
di kawasan Jam Gadang Bukittinggi
Jam Gadang, diproduksi di Recklinghausen, Jerman, pada tahun 1892. Jam ini adalah jejak kenangan kolonial Belanda karena dibangin 1926 sebagai hadiah dari Ratu Belanda kepada sekretaris kota.
Jam ini dibangun pada 1926, sebagai hadiah dari Ratu Belanda kepada sekretaris kota. Dari sini Anda menikmati panorama tiga gunung: Singgalang, Merapi, dan Sago.
Di dekat Jam Gadang, ada pasar terkenal, yaitu Pasar Atas (Pasar Ateh). Di pasar ini terdapat banyak penjual kerajinan tangan dan bordir, serta makanan kecil oleh-oleh khas Sumatera Barat, seperti Keripik Sanjai (keripik singkong ala daerah Sanjai di Bukittinggi), Karupuak Jangek (dari bahan kulit sapi atau kerbau), dan Karak Kaliang, sejenis makanan kecil khas Bukittinggi yang berbentuk seperti angka 8.
Masih di tengah kota, Anda akan mendapatkan sajian lengkap di Taman Panorama. Dari sini, sejauh mata memandang, Anda akan berdecak kagum dengan pemandangan Ngarai Sianok. Ada pula Goa Jepang atau Lubang Jepang sebagai saksi Perang Dunia Ke-2, Istana Bung Hatta, dan Kebun Binatang Bukittinggi.
Masih ada lagi yang dimiliki Kota Bukittinggi, Benteng Ford de Kock. Benteng ini didirikan oleh Kapten Bouer pada tahun 1825 pada masa Baron Hendrik Merkus de Kock sewaktu menjadi komandan Der Troepen dan Wakil Gubernur Jenderal Hindia Belanda. Di sekitar benteng masih terdapat meriam-meriam kuno periode abad ke 19, saksi perlawanan rakyat Minangkabau dalam Perang Paderi pada tahun 1821-1837.
Wow, lengkap sekali Kota Bukittinggi ini. Mulai dari wisata kota, kuliner, panorama alam, hingga wisata sejarah.
Sisakan dulu kekaguman Anda untuk kejutan lain yang tak jauh dari kota ini..
Meninjau Maninjau dari Puncak Lawang
Bergerak dari Bukittinggi kurang lebih 30-50 menit sampailah di Puncak Lawang. Puncak Lawang adalah bukit setinggi sekitar 1.210 m di atas permukaan laut. Puncak ini dulunya adalah tempat peristirahatan orang-orang Belanda di zamannya. Salah satu rute menuju Puncak Lawang ini adalah melalui Matua. Anda akan melewati Perkebunan Tebu penghasil gula tebu terbaik di Kabupaten Agam.
Aktivitas Paralayang di Puncak Lawang
Danau Maninjau
Sisakan lagi kekaguman untuk kejutan berikut ini..
Termangu Parau di Lembah Harau
Lembah Harau Payakumbuh
Lembah Harau merupakan lembah yang subur dikelilingi batu granit terjal berwarna-warni dengan ketinggian 100 sampai 500 meter. Pagar tebing cadas yang curam dan lurus berwarna kemerah-merahan tegak mengelilingi lembah begitu menawan. Anda akan termangu beberapa saat hingga lupa bernapas!
Amboi Ranah Minang, masih sepenggal saja darimu sudah mencuri segenap kekaguman. Perlu berapa hari untuk menjejak sepenggal yang lain darimu? Dengan sebegitu banyak destinasi yang layak dikunjungi, siapa pun akan bingung membagi waktunya. Jika waktu yang tersedia tidak banyak tetapi Anda ingin menjejak destinasi utama lebih banyak, di sini tersedia ragam paket perjalanan yang seru. Mau domestik atau internasional, semuanya rancak bana!
0 Response to "Jajak Nan Rancak Padang Jo Bukiktinggi"
Posting Komentar